Keanekaragaman
Hayati Vertebrata
di
Indonesia
Indonesia dikenal sangat kaya akan keragaman hayatinya
begitu pula keanekaragaman hewan vertebratanya. Pada kali ini saya akan
membahas beberapa hal menarik dari keanekaragaman vertebrata yang ada di
Indonesia.
Pertama, bagaimanakah tentang keanekaragaman vertebrata yang
ada di Indonesia dan mengapa bisa seperti itu???
Jawabannya, di Indonesia sangatlah beragam dan
bermacam-macam hewan vertebratanya, bahkan menyimpan begitu banyak hewan
vertebrata yang khas (endemik) yaitu yang hanya dapat ditemukan di Indonesia.
Penyebab Indonesia memiliki keberagaman hewan vertebrata ini yaitu karena
Indonesia mempunyai hutan yang begitu luas dan kaya (subur), juga didukung
curah hujan yang tinggi serta suhu udara yang hangat baik saat siang maupun
malam. Sehingga, semua itu menjamin kelangsungan hidup para hewan vertebrata di
Indonesia.
Kemudian, dari faktor-faktor yang ada dan menjamin
kelangsungan hidup hewan-hewan vertebrata tersebut akhirnya Indonesia memiliki
keberagaman vertebrata yang khas di beberapa pulau di Indonesia, apa sajakah
itu???
Di Sumatera, ada harimau dan badak yang tentu saja khas
Sumatera sehingga disebut badak Sumatera dan harimau Sumatera. Namun, harimau
di Indonesia tidak hanya dimiliki oleh Sumatera tapi juga Jawa, yaitu harimau
Jawa, begitu pula dengan badak ada juga badak Jawa.
Ciri khas yang membedakan antara harimau Sumatera dan
harimau Jawa yaitu pada harimau Sumatera warna tubuhnya paling gelap diantara
rasnya. Sedangkan, untuk badak Sumatera ukurannya terkecil dari badak-badak
lainnya juga badak Jawa memiliki satu cula sedangkan badak Sumatera memiliki
dua cula di kepalanya.
harimau Sumatera
harimau Jawa
badak Jawa
badak Sumatera
Di Irian banyak sekali ditemukan hewan-hewan yang khas
antara lain yaitu:
Quoll, dikenal sebagai nenek moyang dari Marsupilia atau kanguru, hewan ini merupakan mamalia malam terbesar.
Ada juga Oposum terbang merupakan hewan nocturnal, hewan ini memiliki ciri khas pada setiap tungkainya ada
pelebaran kulit yang mana dapat digunakan saat melompat dari atas ke bawah
dengan membuka tungkainya sehingga seperti sayap dan seperti dapat terbang.
Enchidna yaitu dikenal landak Irian, hewan ini seperti landak karena
tubuhnya tertutupi duri namun memiliki moncong seperti pada Platypus namun lebih kecil, dan
merupakan mamalia bertelur.
Kanguru pohon mirip seperti kanguru di Australia namin yang
membedakan hewan ini yaitu hewan ini memiliki lengan dan kaki yang sama
sehingga memudahkan mereka untuk memanjat daripada melompat.
Kembali lagi pada Sumatera yaitu memiliki hewan khas yang
lain yaitu, orangutan dan ternyata di Kalimantan juga ada.
orangutan Kalimantan
orangutan
Sumatera
Untuk membedakan
keduannya yaitu orangutan Sumatera mempunyai warna tubuh yang cerah/orange
sedangkan orangutan Kalimantan memiliki warna yanglebih gelap/cokelat, selain
itu orangutan Sumatera lebih kecil dibandingkan orangutan Kalimantan. Orangutan
jantan dewasa Kalimantan memiliki ciri yang menonjol dari betina yang dewasa
yaitu memiliki pelebaran pada bagian mukannya.
cendrawasih wilson
Selain hewan-hewan mamalian di Irian juga memiliki hewan
dari kelas aves atau burung-burungan, seperti burung cendrawasih merah dan
cendrawasih wilson. Kedua burung ini meiliki ciri khas yaitu warna bulu yang
mencolok yang berfungsi untuk menarik perhatian dari si betina.
cendrawasih merah
Ada pula burung kasuari, burung nan cantik namun tak dapat
terbang, burung yang cukup besar, memiliki kaki yang kuat dan cakar yang tajam.
Indonesia, juga memiliki kelelawar terbesar yaitu kelelawar
buah, dimana kelelawar ini memiliki sifat satu pejantan bisa memiliki beberapa
betina.
Kera Gibbon merupakan kera yang tak mempunyai ekor, kera
dikenal memiliki bulu berwarna abu-abu dan muka berwarna hitam, sangat lincah
atau pandai berakrobat di poho
Itulah beberapa macam hewan vertebrata di Indonesia yang
begitu beragam jenisnya. Namun, sangat menyedihkan bahwa mereka merupakan hewan
yang sudah langka dan diambang kepunahan. Itu dikarenakan di habitat asli mereka
banyak dibuka lahan untuk perumahan maupun perkebunan sehingga tidak ada tempat
hidup untuk mereka baik untuk tinggal maupun untuk mencari makan. Selain itu
pula, beberapa dari mereka diburu untuk diambil keunikan ataupun kekhasan
mereka, dan tanpa memperhatikan jumlah populasi mereka yang semakin lama
berkurang.
Upaya untuk tetap menjaga mereka yang masih tersisa mungkin
dapat dengan penakaran bersama lembaga-lembaga pecinta hewan langka, juga dapat
dengan gerakan cinta satwa langka seperti dengan sosialisasi, dan sekiranya
untuk para oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab baik dalam merusak habitat
mereka maupun memburu hendaknya diberikan sanksi yang tegas, juga pemulihan
habitat baru dengan penanaman hutan gundul. Mungkin beberapa upaya yang paling
mudah untuk kita lakukan yaitu dari diri kita sendiri dahulu, yaitu dengan mau untuk
mulai sadar dan tanggap terhadap keberlangsungan alam, serta bertanggungjawab
dalam menjaga dan melestarikannya.